Blessings to share
Minggu, 10 April 2011
Blessings to share: A Story of My Life Part 1 : Perkenalanku Dengan Tu...
Blessings to share: A Story of My Life Part 1 : Perkenalanku Dengan Tu...: " Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang bagaimana penyertaan Tuhan di dalam hidupku. Well, cerita ini aku mulai dengan pengalaman p..."
Blessings to share: Haruskah ada rasa damai sejahtera ketika mengikuti...
Blessings to share: Haruskah ada rasa damai sejahtera ketika mengikuti...: "Tentunya pernah membaca kisah Gideon bukan? Kalau belum sungguh terlalu.. haha silahkan baca Hakim-Hakim 6 dan ingat itu ada di prejanjian..."
Haruskah ada rasa damai sejahtera ketika mengikuti kehendak Tuhan??
Tentunya pernah membaca kisah Gideon bukan? Kalau belum sungguh terlalu.. haha silahkan baca Hakim-Hakim 6 dan ingat itu ada di prejanjian lama. Ketika itu dizaman Gideon bangsa Israel belum memiliki raja dan hidup mereka telah jauh dari Tuhan sehingga Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa Midian, kalau kita membaca di ayat pertama
6:1 Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,
6:2 dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
Bayangkan ketika itu mereka sampai-sampai harus tinggal dia gua-gua, situasi yang bukan hanya dijajah tetapi teraniaya. Nah ketika itu Malaikat Tuhan/Theofani. (Kapan-kapan aku sharing tentang apa itu Theofani, intinya itu bukan hanya Malaikat tetapi wujud Tuhan didalam rupa lain) dan menyuruh Gideon untuk maju berperang dan mengalahkan bangsa Midian. Ketika itu dia berkata:
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
dan kalau kita membaca seterusnya ada banyak alasan yang diberikan oleh Gideon, samapai akhirnya dia berkata:
6:17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.
Singkat cerita Tuhan pun memberikan tanda, tapi ketika itu Gideon masih ragu dan kalu kita membaca kisah Gideon ada beberapa kali ia meragukan Tuhan dan meminta tanda.
Well bukankah kita seringkali demikian, kita sering kali bertanya apakah ini kehendak Tuhan. Entah itu didalam pekerjaan, percintaan, keuangan, dlb. Umumnya orang kristen akan berkat jika itu kehendak Tuhan tandanya pasti ada damai sejahtera. But tunggu dulu. Jika kita membaca kisah Gideon ini Tuhan sendiri yang datang dan bahkan memberikan tanda kepada Gideon tidak juga membuat hati Gideon memiliki damai sejahtera, bahkan masih meragukan.
Aku ingat ketika aku masih SMU aku diberi orang tua ku jajan untuk satu minggu, waktu itu ketika aku berdoa Tuhan memberikan dorongan yang kuat untuk mempersembahkan semua uang jajanku selama satu minggu itu, waktu itu kalau tidak salah hanya Rp.5000,-. Didalam mulut aku berkata ya Tuhan aku akan memberikan. Nah waktu itu aku ketika ibadah aku bertugas untuk menjaga slide lagu di GO studio, waktu persembahan aku berpura-pura tidak melihat kantong persembahan aku pikir Tuhan pasti faham aku ga bisa kasih persembahan coz kantongnya g sampai kesini. Well setelah ibadah tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampiri ku dan berkata "waktu aku berdoa mau kasih perpuluhan ku, ga tau Tuhan gerakin aku untuk kasih ke kamu, kalu tidak salah dia ingin memberi Rp 150.00,-" Hal itu sangat menyentak aku, aku meragukan Tuhan ketika aku takut untuk memberikan seluruh uang jajan ku yang hanya Rp. 5000,-, aku takut aku tidak punya uang untuk jajan, tetapi Tuhan menunjukan Dia mampu kok mengubah lima ribu menjadi 150 ribu (30 x lipat), saat itu aku menolak pemberian wanita itu dan aku meminta dia untuk mempersembahkannya kepada Tuhan.
Bukankah kita juga seringkali demikian? Mempertanyakan dan meragukan kehendak Tuhan.. Pertanyaannya mestikah harus ada damai sejahtera ketika Tuhan menyuruh kita melakukan sesuatu? Jawabannya tidak. Damai sejahtera muncul dari ketaatan kita, bukan sebaliknya damai dulu baru taat.
Mari kita belajar kata asli damai sejahtera. Damai sejahtera berasal dari bahasa Ibrani "Syalom" artinya "kepenuhan/menyeluruh". Artinya damai sejahtera itu muncul jika kita telah memenuhi sesuatu dengan menyeluruh atau dengan kata lain ketika kita bisa mentaati secara utuh kehendak Tuhan. Well ketika anda ingin melangkah dalam memilih sesuatu dan jika Tuhan telah menyatakan kehendakNya ingat belum tentu harus ada sensasi damai sejahtera itu bahkan hal itu sangat jarang, tetapi ketika kita memilihi untuk tetap melakukannya dan mentaatinya maka hasilnya adalah hal yang luar biasa.
Satu kesaksian lagi, ketika aku keterima di Weatherford waktu itu aku direkrut dalam program GDP (Graduate Development Program). didalam program itu kami dirotasi ke dalam beberapa Business Unit setelah program kami harus memilih 3 Top Choice Business Unit mana yang akan kami pilih sebagai permanent Business Unit. Tentunya aku ingin mengambil sesuatu yang sesuai dengan pendidikanku. Tetapi ketika berdoa, dengan kuat Tuhan menuntunku untuk mengambil BU yang sama sekali tidak pernah terfikirkan atau tercita-citakan sebelumnya. Apakah ada damai sejahtera ohh tentu tidak! ketika itu bahkan aku sempat diragukan oleh salah seorang yang sangat senior, dia malah menyarankan aku untuk memilih yang lain saja karena pekerjaan ini hanya untuk orang2 yang sudah berpengalaman aku masih ga punya pengalaman. Aku sempat bahkan meminta HRD untuk mengganti pilihanku, tetapi akhirnya aku membatalkannya dan memilih untuk tetap percaya. Apakah ada damai sejahtera ohh tidak!, saat permanent placement aku ditempatkan di salah satu BU, well ternyata aku memperoleh bos yang sangat mengesalkan, sangat suka mencari kesalahan. Aku mencoba menjalaninya tetapi semakin tertekan rasanya, sempat aku berfikir untuk keluar dari perusahaan ku dan mencari tempat lain, sempat aku menyesali pilihan ku. Dan berkata Tuha kok begini? But at the end Tuhan menunjukan itu memang adalah rencana Tuhan. Dititik aku sempat berputus asa, tiba-tiba aku mendapat telepon dari salah seorang admin dari salah satu BU yang aku pilih, dan dia menawarkan untuk bergabung dengan BU tersebut. Tentu saja aku menerimanya, singkat cerita manager ini kemudian menawarkan untuk disekolahkan di US, wow ini biasanya hanya bagi orang2 yang sudah berpengalaman 5-10 tahunan. Well sampai di US ketika field training aku diremehkan oleh orang-orng dilapangan, bahkan pernah disebut "cockroach" (kecoa), again apakah harus ada damai sejahtera jawabannya tidak. Ketika kita memilih untuk tetap taat damai sejahtera itu akan mengikuti. Ketika field training aku selalu memotivasi diriku ya memang pengalamanku masih zero, semua butuh proses, tapi aku bisa from zero to hero.Well aku diberkati mendapat mentor lapangan yang sangat sabar untuk mengajarkan bahkan aku diberi kepercayaan dikit demi sedikit untuk me-run alat, melakukan perhitungan, berbicara dengan company man dsb. Aku yakin Tuhan memang memiliki rencana yang luar biasa.
So saat ini apakah kita memilih untuk tetap taat dan melakukan kehendak Tuhan atau menunggu ada damai sejahtera dulu?? Its your choice.. Damai sejahtera mengikuti ketaatan.. GBU
10.10 PM Fort Worth Dallas, Texas (11/04/2011)
6:1 Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,
6:2 dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
Bayangkan ketika itu mereka sampai-sampai harus tinggal dia gua-gua, situasi yang bukan hanya dijajah tetapi teraniaya. Nah ketika itu Malaikat Tuhan/Theofani. (Kapan-kapan aku sharing tentang apa itu Theofani, intinya itu bukan hanya Malaikat tetapi wujud Tuhan didalam rupa lain) dan menyuruh Gideon untuk maju berperang dan mengalahkan bangsa Midian. Ketika itu dia berkata:
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
dan kalau kita membaca seterusnya ada banyak alasan yang diberikan oleh Gideon, samapai akhirnya dia berkata:
6:17 Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.
Singkat cerita Tuhan pun memberikan tanda, tapi ketika itu Gideon masih ragu dan kalu kita membaca kisah Gideon ada beberapa kali ia meragukan Tuhan dan meminta tanda.
Well bukankah kita seringkali demikian, kita sering kali bertanya apakah ini kehendak Tuhan. Entah itu didalam pekerjaan, percintaan, keuangan, dlb. Umumnya orang kristen akan berkat jika itu kehendak Tuhan tandanya pasti ada damai sejahtera. But tunggu dulu. Jika kita membaca kisah Gideon ini Tuhan sendiri yang datang dan bahkan memberikan tanda kepada Gideon tidak juga membuat hati Gideon memiliki damai sejahtera, bahkan masih meragukan.
Aku ingat ketika aku masih SMU aku diberi orang tua ku jajan untuk satu minggu, waktu itu ketika aku berdoa Tuhan memberikan dorongan yang kuat untuk mempersembahkan semua uang jajanku selama satu minggu itu, waktu itu kalau tidak salah hanya Rp.5000,-. Didalam mulut aku berkata ya Tuhan aku akan memberikan. Nah waktu itu aku ketika ibadah aku bertugas untuk menjaga slide lagu di GO studio, waktu persembahan aku berpura-pura tidak melihat kantong persembahan aku pikir Tuhan pasti faham aku ga bisa kasih persembahan coz kantongnya g sampai kesini. Well setelah ibadah tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampiri ku dan berkata "waktu aku berdoa mau kasih perpuluhan ku, ga tau Tuhan gerakin aku untuk kasih ke kamu, kalu tidak salah dia ingin memberi Rp 150.00,-" Hal itu sangat menyentak aku, aku meragukan Tuhan ketika aku takut untuk memberikan seluruh uang jajan ku yang hanya Rp. 5000,-, aku takut aku tidak punya uang untuk jajan, tetapi Tuhan menunjukan Dia mampu kok mengubah lima ribu menjadi 150 ribu (30 x lipat), saat itu aku menolak pemberian wanita itu dan aku meminta dia untuk mempersembahkannya kepada Tuhan.
Bukankah kita juga seringkali demikian? Mempertanyakan dan meragukan kehendak Tuhan.. Pertanyaannya mestikah harus ada damai sejahtera ketika Tuhan menyuruh kita melakukan sesuatu? Jawabannya tidak. Damai sejahtera muncul dari ketaatan kita, bukan sebaliknya damai dulu baru taat.
Mari kita belajar kata asli damai sejahtera. Damai sejahtera berasal dari bahasa Ibrani "Syalom" artinya "kepenuhan/menyeluruh". Artinya damai sejahtera itu muncul jika kita telah memenuhi sesuatu dengan menyeluruh atau dengan kata lain ketika kita bisa mentaati secara utuh kehendak Tuhan. Well ketika anda ingin melangkah dalam memilih sesuatu dan jika Tuhan telah menyatakan kehendakNya ingat belum tentu harus ada sensasi damai sejahtera itu bahkan hal itu sangat jarang, tetapi ketika kita memilihi untuk tetap melakukannya dan mentaatinya maka hasilnya adalah hal yang luar biasa.
Satu kesaksian lagi, ketika aku keterima di Weatherford waktu itu aku direkrut dalam program GDP (Graduate Development Program). didalam program itu kami dirotasi ke dalam beberapa Business Unit setelah program kami harus memilih 3 Top Choice Business Unit mana yang akan kami pilih sebagai permanent Business Unit. Tentunya aku ingin mengambil sesuatu yang sesuai dengan pendidikanku. Tetapi ketika berdoa, dengan kuat Tuhan menuntunku untuk mengambil BU yang sama sekali tidak pernah terfikirkan atau tercita-citakan sebelumnya. Apakah ada damai sejahtera ohh tentu tidak! ketika itu bahkan aku sempat diragukan oleh salah seorang yang sangat senior, dia malah menyarankan aku untuk memilih yang lain saja karena pekerjaan ini hanya untuk orang2 yang sudah berpengalaman aku masih ga punya pengalaman. Aku sempat bahkan meminta HRD untuk mengganti pilihanku, tetapi akhirnya aku membatalkannya dan memilih untuk tetap percaya. Apakah ada damai sejahtera ohh tidak!, saat permanent placement aku ditempatkan di salah satu BU, well ternyata aku memperoleh bos yang sangat mengesalkan, sangat suka mencari kesalahan. Aku mencoba menjalaninya tetapi semakin tertekan rasanya, sempat aku berfikir untuk keluar dari perusahaan ku dan mencari tempat lain, sempat aku menyesali pilihan ku. Dan berkata Tuha kok begini? But at the end Tuhan menunjukan itu memang adalah rencana Tuhan. Dititik aku sempat berputus asa, tiba-tiba aku mendapat telepon dari salah seorang admin dari salah satu BU yang aku pilih, dan dia menawarkan untuk bergabung dengan BU tersebut. Tentu saja aku menerimanya, singkat cerita manager ini kemudian menawarkan untuk disekolahkan di US, wow ini biasanya hanya bagi orang2 yang sudah berpengalaman 5-10 tahunan. Well sampai di US ketika field training aku diremehkan oleh orang-orng dilapangan, bahkan pernah disebut "cockroach" (kecoa), again apakah harus ada damai sejahtera jawabannya tidak. Ketika kita memilih untuk tetap taat damai sejahtera itu akan mengikuti. Ketika field training aku selalu memotivasi diriku ya memang pengalamanku masih zero, semua butuh proses, tapi aku bisa from zero to hero.Well aku diberkati mendapat mentor lapangan yang sangat sabar untuk mengajarkan bahkan aku diberi kepercayaan dikit demi sedikit untuk me-run alat, melakukan perhitungan, berbicara dengan company man dsb. Aku yakin Tuhan memang memiliki rencana yang luar biasa.
So saat ini apakah kita memilih untuk tetap taat dan melakukan kehendak Tuhan atau menunggu ada damai sejahtera dulu?? Its your choice.. Damai sejahtera mengikuti ketaatan.. GBU
10.10 PM Fort Worth Dallas, Texas (11/04/2011)
Rabu, 30 Maret 2011
A Story of My Life Part 2a: God Calls me to serve Him
PILIHAN SULIT
Pengalaman mengenal Tuhan adalah hal yang luar biasa, karena pengalaman itu akan membawa dampak yang luar biasa. Tetapi Tuhan tidak hanya berhenti sampai disitu Dia punya sesuatu yang lebih besar, Firman Tuhan berkata apa yang tidak pernah kamu pikirkan, dan apa yang tidak pernah terlintas didalam pikiranmu itu yang akan Dia sediakan.
Well, didalam part 1 aku tidak menjelaskan apa yang membuat diriku sangat depresi selain kekecewaan terhadap orang tua, ada hal lain yang menjadi duri dalam daging ku yang mungkin sama dialami Paulus. Tuhan tidak mengangkatnya, karena Ia hendak mengajarkan tentang penyerahan. Di dalam setiap hidup manusia tentu ada duri dalam daginya masing-masing. Aku jadi teringat cerita Yakub bergumul dengan Manusia Ilahi. Semalam-malaman mereka bergumul dan Manusia Ilahi ini memukul pangkal paha Yakub. Pangkal paha melambangkan kekuatan tetapi juga menjadi kelemahan setiap orang.
Setelah pengalaman beribadah di GO Studio, aku mulai memantapkan diriku untuk mengikuti Tuhan. Aku mulai aktif mengikuti persekutuan pemuda remaja di GO Studio setiap Jumat walau dengan tentangan dari ayahku tercinta. Suatu ketika aku memutuskan untuk datang kepada pendeta yang melayani di GO Studio. Aku ingin didoakan dan konseling tentunya.
Sebagai anak yang besar dan tumbuh di lingkungan gereja Lutheran yaitu GKE Gereja Kalimantan Evangelis, aku sangat tidak terbiasa dengan ibadah bertepuk tangan, konseling apa lagi pelepasan. Well, ketika itu dengan mengayuh sepedaku yang berwarna biru, aku pergi ke GO Studio berharap bisa bertemu Pak Berthy. Ketika sampai disana ternyata Pak Berthy sangat sibuk melayani dan mendoakan orang lain.
Maka saat itu aku dilayani oleh Bue Boas (note Bue dalam bahasa Dayak artinya kakek). Memang orang nya udah aki2. Singkat kata aku mulai menceritakan sedikit tentang hidupku dan apa yang mengikatku. Bla..bla.. bla. Kemudian Bue ini mulai mendoakan ku.
Ketika dia berdoa, wait the minute, dia bicara bahasa apa. "laba..laba.. raba.. raba.". Saat itu aku tidak mengerti itu bahasa roh. Aku pikir bue ini berdoa menggunakan bahasa kampungya secara dia orang Minahasa. Well its was nothing special ketika dia mendoakan aku. Aku belum merasa puas setelah didoakan oleh Bue Boas ini. Kemudian aku mendatangi Bue lagi keesokan harinya dan aku ingin sesuatu yang lebih mengalami Tuhan. Saat itu Bue mulai membicarakan tentang baptisan dan jengg ini pasti mau membicarakan baptisan selam (secara saya anti banget yang namanya baptisan selam, karena telah terdoktrin hal itu sesat). Well, aku tetap mendengarkan penjelasan bue "bla..bla..bla.". Setelah dia menjelaskan hal itu aku menjawab "Ya nanti saya pikir-pikir dulu".
Sesampainya di rumah hal itu memang menjadi hal yang sangat terngiang di telinga ku, "Baptisan adalah tanda pertobatan". Well, saat itu aku teringat ketika aku berdiskusi dengan Restu (dulu waktu masih SMP aku sering banget main tempat Restu, kok setelah SMP malah jadi jarang yah, ampe sekarang juga. Hmmm, miss you Restu kecil, haha). Aku sangat mencela tentang baptisan selam.
Malam itu aku memutuskan untuk berdoa agar Tuhan menuntunku apa yang harus aku lakukan. Note: ini bukan untuk mengatakan baptisan mana yang sah dan tidak setiap orang memiliki pengalamannya masing-masing akan Tuhan so dont feel offended. Aku berdoa "Jika Tuhan telah membuatku bertobat dengan meletakkan alkitab dan membiarkan terbuka, maka aku minta Tuhan tujukan ayat di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa saya harus dibaptis lagi". Jeng.., jeng.., dan ayat yang terbuka saat itu di Markus 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Tuhan memberi rhema di dalam hatiku, bahwa aku harus menjadi orang percaya dulu kemudian aku harus memberi diri dibabtis. Kalau tidak salah aku berdoa pada hari jumat atau sabtu. Dan tanpa pikir panjang lagi aku mengambil pilah sulit itu. Hari Senin kemudian, aku datang lagi dan menyatakan kesediaanku untuk dibabtis selam.Waktu itu kalu tidak salah aku bersama Jhoni, Hendri, dan satu orang lagi (Aku lupa yang salah satunya. Mereka semua temen SMP-ku. I miss them).
Yang dibabtis pada hari itu ada 2 orang. Saat itu kita naik mobil Pak Berthy untuk mencari sungai Yordan (eitss kejauhan mas, di Pangaringan maksudnya) dan kita tiba di sungai di daerah Tangkiling (Tangkiling adalah nama sebuah perbukitan di Kota Palangkaraya). Well, ketika aku dibabtis, Pak Berthy memberikan nama baru buatku. Entah itu dia mendapatkan ilham dari Roh Kudus atau tidak, aku tidak tahu. Saat itu namaku menjadi YOHANES. (So guys, this thing you may not know. You can call me Yohanes Cakra Wirawan Ganteng Baik Hati Jujur dan Tidak Sombong. LOL).
PENGALAMAN PERTAMA MELAYANI
Setelah memutuskan untuk dibabtis, setiap ada waktu kami dan teman2 menyempatkan waktu untuk bersekutu dan mendiskusikan FT (Biasanya seh tiap Jumat. I do miss that moment.). Suatu ketika aku saat itu mengajak temanku untuk didoakan pelepasan. Namanya Novrida. Tuhan kemudian melepaskan temanku ini sampai dia muntah-muntah ketika didoakan karena manifestasi roh jahat. Setelah dia dilepaskan, Tuhan berkemurahan memenuhi dia dengan Roh Kudus dan Novrida mendapatkan karunia berbahasa lidah.
Well, saat itu aku juga pengen dapet hal itu. Aku berdoa agar Tuhan memberikan untuk ku juga. Masak temenku baru aja bertobat udah Tuhan kasih, kok aku nggak seh (hehe maklum masih anak kecil secara masih 13 tahun). Tapi Tuhan tidak mengaruniakannya bagiku.
Seminggu setelah kejadian itu, tiba-tiba teman ku si Novrida ini datang dan cerita tentang neneknya yang masih beragama kaharingan (weitt Kaharingan apaan tuh? Okeh Kaharingan adalah agama asli Suku Dayak jauh sebelum masuknya Agama Hindu ke Indonesia). Ia pengen minta didoakan. Ya, dengan poloslah aku berkata "Ayo bawa aja ke GO biar didoain".
Novrida jawab "Nggal bisa!".
"Hhmm, ya klo begitu ajak aja Pak Berthy ke rumahmu untuk mendoakan."
Dia menjawab "Nggak bisa juga". (Lah maksude mbak iki pie?? hehe..).
Tiba dia berkata, "Kamu yang mendoakan!!!" (Jeder..jeder! Kilat menyambar disana sini.. Haha lebayy..).
Saat itu aku bilang ama Novrida, "Waitt saya ga pernah doain orang. Doa di depan orang aja masih ketar ketir (hehe). Apa lagi ini mendoakan nenek-nenek yang sakit dan beragama kaharingan pula (Haduh..! Haduh! Becanda ini Novrida).
Saat itu aku tidak memahami bahwa itu panggilan pertama Tuhan untuk ku melayani Dia. Akhirnya aku bilang sama Novrida "Oke, kita diskusi dulu sama Pak Berthy".
Keesokannya aku dan Novrida datang ke GO dan menceritakan semuanya. Bla..bla..bla.., dan anehnya juga Pak Berthy mengijikan kami untuk melayani nenek Novrida ini. Tapi aku sempat berkelit "Tapi kan saya 'lom punya karunia Pak, yang dapat karunia duluan kan si Novrida!" sambil memandang sinis ke Novrida (haha lebay).
Pak Berthy kemudian menyuruh kami untuk berpuasa, tunggu dulu Puasa?? Secara saya tidak pernah berpuasa atau tau tentang puasa. Pak Berthy menyuruh kami berpuasa setelah makan malam sampai keesokan harinya jam 3 sore. Dan aku terima panggilan itu. Lalu Pak Berthy mendoakan kami.
Ada yang menarik ketika aku berpuasa. Aku pikir waktu puasa itu kita nggal boleh menelan ludah. Jadi hari itu menderita banget. Setiap mau menelan ludah aku tahan dan aku meludah ke luar. Malam sebelum aku pergi melayani aku berdoa kepada Tuhan, apa yang harus aku sampaikan kepada nenek ini. Kemudian Tuhan memberikan ayat di kitab Yehezkiel tapi aku lupa tepatnya di mana. Tuhan juga memberi rhema agar semua hal2 yang mengikat harus dilepaskan.
Tibalah hari yang dinanti saat hari Sabtu pagi (seingatku saat itu liburan sekolah) aku pergi kerumah Novrida ini dengan berjalan kaki lumayan jauh. Tentu hagenjeh (gemetaran) saya. Karena aku akan mendoakan org yang lebih tua. Sampailah di rumah Novrida ini, "Novrida..! Novrida..!" aku pangil dia.
"Ayu Cak palus! (ayo Cak masuk). Jeng.., jeng, ketika masuk aku lihat di atas rumah Novrida digantung sebuah ancak (semacam sesaji di dalam kepercayaan Kaharingan). Makin deh menjadi-jadi keringat dinginnya. Well, aku dikuatkan oleh perkataan FT yg diberikan Pak Berthy "Di mana kakimu dipijak disitu Kerajaan Allah ditegakan, dimana kakimu dipijak disitu kerajaan Iblis diruntuhkan". So sebelum mulai melayani nenek ini, aku dan Novrida memulainya dengan berdoa.
Nenek ini sudah sangat tua (Ya iyalah Cak! Namanya juga nenek. Hehhe, loe kira masih ABG!). Aku mulai menyampaikan FT (FYI, itulah pengalaman pertamaku berkhotbah). Bla..bla..bla.., aku yakin nenek ini pasti berkata dalam hatinya "Narai kuam nah su" (Artinya : Ngomong apa kamu cu). Singkat cerita, setelah kasih FT aku menantang nenek ini untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi, dan nenek ini mengiyakannya. Aku tuntun nenek ini berdoa, dan bukan hanya nenek Novrida, tetapi juga kakak Novrida.
Kemudian aku mulai mendoakan nenek ini dan mengusir setan. Ketika aku berdoa dan mulai menumpangkan tangan atas nenek dan kakak Novrida, entah kenapa rasanya ada aliran listrik mengalir dari tanganku (kayak X-Men aja loe Cak ahha). Tiba2 gubrak! Kakak Novrida tumbang dan kami mengusir setan saat itu. Mereka pun dilepaskan.
Aku teringat akan FT Markus 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
Wow exited banget, dan kami mengucap syukur Tuhan mau memakai kami. Sempat seh jadi Gede kepala, (haha ternyata setan takut sekarang ama ane haha joke). Tapi dengan cepat Tuhan mengingatkan suatu ayat buat aku dan Novrida di Lukas:
10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
Well, setelah pengalaman itu aku mulai memberanikan diriku untuk ikut pelayanan, terutama pelayanan pelepasan. Untuk part 2b aku akan melanjutkan kisah ku tentang Revival In my School dan tantangan terbesar didalam hidupku. Semoga menjadi berkat!
Copyright Cakra Wirawan
Wrote in Texas, USA
Published 1st in FB account with link:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173008509415529
Pengalaman mengenal Tuhan adalah hal yang luar biasa, karena pengalaman itu akan membawa dampak yang luar biasa. Tetapi Tuhan tidak hanya berhenti sampai disitu Dia punya sesuatu yang lebih besar, Firman Tuhan berkata apa yang tidak pernah kamu pikirkan, dan apa yang tidak pernah terlintas didalam pikiranmu itu yang akan Dia sediakan.
Well, didalam part 1 aku tidak menjelaskan apa yang membuat diriku sangat depresi selain kekecewaan terhadap orang tua, ada hal lain yang menjadi duri dalam daging ku yang mungkin sama dialami Paulus. Tuhan tidak mengangkatnya, karena Ia hendak mengajarkan tentang penyerahan. Di dalam setiap hidup manusia tentu ada duri dalam daginya masing-masing. Aku jadi teringat cerita Yakub bergumul dengan Manusia Ilahi. Semalam-malaman mereka bergumul dan Manusia Ilahi ini memukul pangkal paha Yakub. Pangkal paha melambangkan kekuatan tetapi juga menjadi kelemahan setiap orang.
Setelah pengalaman beribadah di GO Studio, aku mulai memantapkan diriku untuk mengikuti Tuhan. Aku mulai aktif mengikuti persekutuan pemuda remaja di GO Studio setiap Jumat walau dengan tentangan dari ayahku tercinta. Suatu ketika aku memutuskan untuk datang kepada pendeta yang melayani di GO Studio. Aku ingin didoakan dan konseling tentunya.
Sebagai anak yang besar dan tumbuh di lingkungan gereja Lutheran yaitu GKE Gereja Kalimantan Evangelis, aku sangat tidak terbiasa dengan ibadah bertepuk tangan, konseling apa lagi pelepasan. Well, ketika itu dengan mengayuh sepedaku yang berwarna biru, aku pergi ke GO Studio berharap bisa bertemu Pak Berthy. Ketika sampai disana ternyata Pak Berthy sangat sibuk melayani dan mendoakan orang lain.
Maka saat itu aku dilayani oleh Bue Boas (note Bue dalam bahasa Dayak artinya kakek). Memang orang nya udah aki2. Singkat kata aku mulai menceritakan sedikit tentang hidupku dan apa yang mengikatku. Bla..bla.. bla. Kemudian Bue ini mulai mendoakan ku.
Ketika dia berdoa, wait the minute, dia bicara bahasa apa. "laba..laba.. raba.. raba.". Saat itu aku tidak mengerti itu bahasa roh. Aku pikir bue ini berdoa menggunakan bahasa kampungya secara dia orang Minahasa. Well its was nothing special ketika dia mendoakan aku. Aku belum merasa puas setelah didoakan oleh Bue Boas ini. Kemudian aku mendatangi Bue lagi keesokan harinya dan aku ingin sesuatu yang lebih mengalami Tuhan. Saat itu Bue mulai membicarakan tentang baptisan dan jengg ini pasti mau membicarakan baptisan selam (secara saya anti banget yang namanya baptisan selam, karena telah terdoktrin hal itu sesat). Well, aku tetap mendengarkan penjelasan bue "bla..bla..bla.". Setelah dia menjelaskan hal itu aku menjawab "Ya nanti saya pikir-pikir dulu".
Sesampainya di rumah hal itu memang menjadi hal yang sangat terngiang di telinga ku, "Baptisan adalah tanda pertobatan". Well, saat itu aku teringat ketika aku berdiskusi dengan Restu (dulu waktu masih SMP aku sering banget main tempat Restu, kok setelah SMP malah jadi jarang yah, ampe sekarang juga. Hmmm, miss you Restu kecil, haha). Aku sangat mencela tentang baptisan selam.
Malam itu aku memutuskan untuk berdoa agar Tuhan menuntunku apa yang harus aku lakukan. Note: ini bukan untuk mengatakan baptisan mana yang sah dan tidak setiap orang memiliki pengalamannya masing-masing akan Tuhan so dont feel offended. Aku berdoa "Jika Tuhan telah membuatku bertobat dengan meletakkan alkitab dan membiarkan terbuka, maka aku minta Tuhan tujukan ayat di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa saya harus dibaptis lagi". Jeng.., jeng.., dan ayat yang terbuka saat itu di Markus 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Tuhan memberi rhema di dalam hatiku, bahwa aku harus menjadi orang percaya dulu kemudian aku harus memberi diri dibabtis. Kalau tidak salah aku berdoa pada hari jumat atau sabtu. Dan tanpa pikir panjang lagi aku mengambil pilah sulit itu. Hari Senin kemudian, aku datang lagi dan menyatakan kesediaanku untuk dibabtis selam.Waktu itu kalu tidak salah aku bersama Jhoni, Hendri, dan satu orang lagi (Aku lupa yang salah satunya. Mereka semua temen SMP-ku. I miss them).
Yang dibabtis pada hari itu ada 2 orang. Saat itu kita naik mobil Pak Berthy untuk mencari sungai Yordan (eitss kejauhan mas, di Pangaringan maksudnya) dan kita tiba di sungai di daerah Tangkiling (Tangkiling adalah nama sebuah perbukitan di Kota Palangkaraya). Well, ketika aku dibabtis, Pak Berthy memberikan nama baru buatku. Entah itu dia mendapatkan ilham dari Roh Kudus atau tidak, aku tidak tahu. Saat itu namaku menjadi YOHANES. (So guys, this thing you may not know. You can call me Yohanes Cakra Wirawan Ganteng Baik Hati Jujur dan Tidak Sombong. LOL).
PENGALAMAN PERTAMA MELAYANI
Setelah memutuskan untuk dibabtis, setiap ada waktu kami dan teman2 menyempatkan waktu untuk bersekutu dan mendiskusikan FT (Biasanya seh tiap Jumat. I do miss that moment.). Suatu ketika aku saat itu mengajak temanku untuk didoakan pelepasan. Namanya Novrida. Tuhan kemudian melepaskan temanku ini sampai dia muntah-muntah ketika didoakan karena manifestasi roh jahat. Setelah dia dilepaskan, Tuhan berkemurahan memenuhi dia dengan Roh Kudus dan Novrida mendapatkan karunia berbahasa lidah.
Well, saat itu aku juga pengen dapet hal itu. Aku berdoa agar Tuhan memberikan untuk ku juga. Masak temenku baru aja bertobat udah Tuhan kasih, kok aku nggak seh (hehe maklum masih anak kecil secara masih 13 tahun). Tapi Tuhan tidak mengaruniakannya bagiku.
Seminggu setelah kejadian itu, tiba-tiba teman ku si Novrida ini datang dan cerita tentang neneknya yang masih beragama kaharingan (weitt Kaharingan apaan tuh? Okeh Kaharingan adalah agama asli Suku Dayak jauh sebelum masuknya Agama Hindu ke Indonesia). Ia pengen minta didoakan. Ya, dengan poloslah aku berkata "Ayo bawa aja ke GO biar didoain".
Novrida jawab "Nggal bisa!".
"Hhmm, ya klo begitu ajak aja Pak Berthy ke rumahmu untuk mendoakan."
Dia menjawab "Nggak bisa juga". (Lah maksude mbak iki pie?? hehe..).
Tiba dia berkata, "Kamu yang mendoakan!!!" (Jeder..jeder! Kilat menyambar disana sini.. Haha lebayy..).
Saat itu aku bilang ama Novrida, "Waitt saya ga pernah doain orang. Doa di depan orang aja masih ketar ketir (hehe). Apa lagi ini mendoakan nenek-nenek yang sakit dan beragama kaharingan pula (Haduh..! Haduh! Becanda ini Novrida).
Saat itu aku tidak memahami bahwa itu panggilan pertama Tuhan untuk ku melayani Dia. Akhirnya aku bilang sama Novrida "Oke, kita diskusi dulu sama Pak Berthy".
Keesokannya aku dan Novrida datang ke GO dan menceritakan semuanya. Bla..bla..bla.., dan anehnya juga Pak Berthy mengijikan kami untuk melayani nenek Novrida ini. Tapi aku sempat berkelit "Tapi kan saya 'lom punya karunia Pak, yang dapat karunia duluan kan si Novrida!" sambil memandang sinis ke Novrida (haha lebay).
Pak Berthy kemudian menyuruh kami untuk berpuasa, tunggu dulu Puasa?? Secara saya tidak pernah berpuasa atau tau tentang puasa. Pak Berthy menyuruh kami berpuasa setelah makan malam sampai keesokan harinya jam 3 sore. Dan aku terima panggilan itu. Lalu Pak Berthy mendoakan kami.
Ada yang menarik ketika aku berpuasa. Aku pikir waktu puasa itu kita nggal boleh menelan ludah. Jadi hari itu menderita banget. Setiap mau menelan ludah aku tahan dan aku meludah ke luar. Malam sebelum aku pergi melayani aku berdoa kepada Tuhan, apa yang harus aku sampaikan kepada nenek ini. Kemudian Tuhan memberikan ayat di kitab Yehezkiel tapi aku lupa tepatnya di mana. Tuhan juga memberi rhema agar semua hal2 yang mengikat harus dilepaskan.
Tibalah hari yang dinanti saat hari Sabtu pagi (seingatku saat itu liburan sekolah) aku pergi kerumah Novrida ini dengan berjalan kaki lumayan jauh. Tentu hagenjeh (gemetaran) saya. Karena aku akan mendoakan org yang lebih tua. Sampailah di rumah Novrida ini, "Novrida..! Novrida..!" aku pangil dia.
"Ayu Cak palus! (ayo Cak masuk). Jeng.., jeng, ketika masuk aku lihat di atas rumah Novrida digantung sebuah ancak (semacam sesaji di dalam kepercayaan Kaharingan). Makin deh menjadi-jadi keringat dinginnya. Well, aku dikuatkan oleh perkataan FT yg diberikan Pak Berthy "Di mana kakimu dipijak disitu Kerajaan Allah ditegakan, dimana kakimu dipijak disitu kerajaan Iblis diruntuhkan". So sebelum mulai melayani nenek ini, aku dan Novrida memulainya dengan berdoa.
Nenek ini sudah sangat tua (Ya iyalah Cak! Namanya juga nenek. Hehhe, loe kira masih ABG!). Aku mulai menyampaikan FT (FYI, itulah pengalaman pertamaku berkhotbah). Bla..bla..bla.., aku yakin nenek ini pasti berkata dalam hatinya "Narai kuam nah su" (Artinya : Ngomong apa kamu cu). Singkat cerita, setelah kasih FT aku menantang nenek ini untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi, dan nenek ini mengiyakannya. Aku tuntun nenek ini berdoa, dan bukan hanya nenek Novrida, tetapi juga kakak Novrida.
Kemudian aku mulai mendoakan nenek ini dan mengusir setan. Ketika aku berdoa dan mulai menumpangkan tangan atas nenek dan kakak Novrida, entah kenapa rasanya ada aliran listrik mengalir dari tanganku (kayak X-Men aja loe Cak ahha). Tiba2 gubrak! Kakak Novrida tumbang dan kami mengusir setan saat itu. Mereka pun dilepaskan.
Aku teringat akan FT Markus 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
Wow exited banget, dan kami mengucap syukur Tuhan mau memakai kami. Sempat seh jadi Gede kepala, (haha ternyata setan takut sekarang ama ane haha joke). Tapi dengan cepat Tuhan mengingatkan suatu ayat buat aku dan Novrida di Lukas:
10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
Well, setelah pengalaman itu aku mulai memberanikan diriku untuk ikut pelayanan, terutama pelayanan pelepasan. Untuk part 2b aku akan melanjutkan kisah ku tentang Revival In my School dan tantangan terbesar didalam hidupku. Semoga menjadi berkat!
Copyright Cakra Wirawan
Wrote in Texas, USA
Published 1st in FB account with link:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173008509415529
A Story of My Life Part 1 : Perkenalanku Dengan Tuhan
Nah, ketika aku masuk SMP, kira-kira umurku masih 13 tahun (masih brondong haha), di saat itulah perubahan terjadi ketika Tuhan menangkap hidupku. Waktu itu aku menutupi kekecewaan dan depresi yang aku miliki. Bahkan aku pernah berfikir untuk mengakhiri hidupku tetapi Tuhan punya rencana yang lain. Ketika aku didalam kamar dan memegang pisau, saat itu tiba-tiba temen ku Restu Krisnata datang kerumah ku. You know, saat itu Restu mengajak untuk ikut persekutuan di YPI Jalan Suci.
Well, akhirnya aku membatalkan rencana bunuh diri itu dan ikut Restu ke persekutuan (Thx Restu!). Nah, ketika ibadah dan berdoa, tiba-tiba saat itu salah seorang pemimpinya berkata, "Disini ada seseorang yang ingin membunuh diri". And you can guess oupss its quite creepy, it was me dude. Dan saat itu dia menantang untuk maju ke depan untuk didoakan, and indeed saya nggak maju lah. Well hal itu aku simpan di dalam hati saja. Bahka Restu pun sampai hari ini pasti tidak tau (hehe...).
Setelah momen itu aku mulai ingin mencoba mencari Tuhan, dan ini momen yang mengubah hidupku. Ketika itu aku tidak tahu bagaimana harus bersaat teduh, membaca alkitab atau berdoa. Well, malam itu di dalam kamar aku mengambil Alkitab-ku yang sering aku lempar2 dan saat itu aku hanya mengucapkan doa yang sederhana, "Tuhan aku tidak tau apa yang harus aku baca. Tolong aku Tuhan!". Kemudian aku meletakkan Alkitabku dan membiarkannya terbuka sendiri. Ketika itu Tuhan membukakan untukku Roma pasal 6 dan ketika aku membaca ayat demi ayat entah bagaimana seperti ada yang menjelaskan bagiku ayat itu. Ketika itu aku mulai meneteskan air mataku dan aku membuka hidupku bagi Tuhan.
Ketika malam setelah aku berdoa seperti itu aku bermimpi bertemu Yesus. Di dalam mimpiku Yesus sangat besar dan Dia merentangkan tangan-Nya untuk memeluku. Saat itu aku berlari untuk memelukNya namun entah kenapa setiap aku berlari beberap langkah aku selalu terjatuh. Ketika aku terjatuh aku barada di dalam tempat yang gelap dengan kilat menyambar di sana-sini. Tetapi entah bagaimana aku selalu bisa bangkit namun jatuh lagi. Sekarang aku mengerti arti mimpi itu.
Setelah hatiku disentuh oleh Tuhan, hatiku menggebu-gebu untuk ikut persekutuan, beribadah dan berdoa. Tetapi tantangan pertama datang, ayahku tidak mengizinkanku untuk ikut persekutuan di YPI, karena katanya itu aliran sesat. Tapi itu tidak menghentikan langkahku untuk menemukan Dia. Aku mencoba aktif di persekutuan remaja gerejaku. Ketika itu gerejaku masih di GKE (Gereja Kalimantan Evangelis) Efrata, namun aku masih merasa aku haus akan kebenaran.
Atas kemurahan Tuhan, Tuhan mulai mengajarkan apa itu saat teduh. Saat itu aku tidak mengerti apa itu saat teduh, yang aku tau hanya berdoa makan, doa sebelum tidur, baca Alkitab ya klo lagi di gereja. Setiap pagi aku bangun dan mulai dengan berdoa dan bernyanyi. Tetapi lucunya saat itu aku bernyanyi hanya di dalam hati agar tidak ada yang mendengar. Dan untuk sekian lama aku caraku membaca alkitab dengan cara meletaknnya dan membiarkan dia terbuka sendiri. Kemudian aku selalu mencatat ayat yang aku dapat dan apa yang Tuhan katakan untuk saat itu.
Beberapa waktu setelah itu, aku mendapat selebaran undangan beribadah di GO Studio (bagi temen2 yang pernah nonton mimbar agama Kristen di RCTI yang suka nyanyi "sweet, sweet anointing..." tentu ini ga asing). Well, akhirnya aku pergi ke acara persekutuan pemuda remaja itu. Hatiku sangat tersentuh di dalam persekutuan itu.
Setelah Pak Berthy (nama pendetanya) selesai berkhotbah, dia menantang orang2 untuk maju dan didoakan. Saat itu aku maju kedepan. Aku hanya berdoa dengak khusuk. Tiba2 aku mendengar hentakan "Dug! Dug!". Aku pikir Pak Berty ini terlalu semangat berdoa sampai2 menghentakan kakinya ke latantai dengan keras. Karena penasaran aku membuka mataku dan aku melihat banyak orang tumbang ketika didoakan.
Saat itu aku tidak mengerti. Aku menutup mataku lagi dan berdoa aku meminta Tuhan menjamah hidupku. Tiba2 orang yang ada didepanku rebah dan menyentuh pundakku. Aneh rasanya, seperti ada aliran energi masuk ke badan ku saat tersentuh org itu. Aku tiba2 lemas dan aku pun ikut rebah, tetapi aku merasakan damai yang luar biasa.
Setelah ibadah itu hatiku semakin menggebu2. Aku pulang aku ingin menceritakan apa yang aku alami dan aku menceritkaannya kepada (almarhum) nenekku. Aku yakin saat itu nenek ku tidak memahami ceritaku. Tetapi rasanya saat itu pengen cerita ke semua orang damai yang aku rasakan.
Tetapi cerita bahagia ini tidak berlangsung lama, tantang datang lagi dari ayahku. Dengat tegas ia melarangku untuk ikut persekutuan. Tetapi larangan itu tidak dapat membendung hatiku yang meluap akan Tuhan. Hampir setiap hari 4-5 x sehari aku bersaat teduh. Tapi jujur sekarang nggak se-ekstrim itu lagi.(hikss...) Saat itu Tuhan mulai menata dan mengubah hidupku.
FYI, waktu kecil aku punya julukan "pin-pin bo" alias pintar-pintar bodoh. Aku juga memiliki masalah low self esteem di mana aku menganggap diriku jelek, bodoh, nggak ada yang bakal suka ama aku. Aku ingat cinta pertamaku waktu SD. Saat itu aku naksir banget ama temen sekelasku. Dia adalah Tris Sofia Wartina (Haha aku membuka aib ku. Maaf Aditya Prasanta, aku tau sekarang dia pacarmu wkwk) dan aku yakin sampai detik ini Triss pasti tidak tahu (haha). Aku ingat naik sepeda kerumah Tris waktu Natalan. Saat itu dia sudah pindah deket SMP 4 (Gossh! Gilaa jauh bangeett! Tapi demi cinta relalah aku, hhaha funny), tapi tetap aku merasa rendah diri. Aku juga selalu dipanggil IDAK BADAK di sekolah dan nama itu adalah nama yang sangat aku benci. Aku tidak pandai berolahraga, nggak pernah dapat ranking, dan bener2 kayak Nobita deh.
Tetapi ketika aku mengenal Tuhan, dikit demi sedikit Tuhan mulai mengubah pandanganku akan diriku. Aku mulai menata hidupku. Aku mulai rajin belajar dan untuk pertama kali didalam hidupku ketika SMP kelas 3 aku dapat ranking 1 (hahah mujizat). Aku mulai tahu bahwa hidup ku berharga. Tapi walaupun begitu tetap saja saya masih susah dapat pacar (wkwkwkw kayaknya emag takdir hah).
Itulah perkenalan ku dengan Tuhan yang mengubah hidupku. Nanti akan aku lanjutkan sharing ketika Tuhan mulai memanggilku untuk melayani Dia dan mengubah keluarga ku. Aku minta maaf jika ada nama temen2 yang aku sebutin tanpa minta ijin. Semoga diberkati!
Copyright Cakra Wirawan.
Wrote in Texas, USA
Published 1st time in FB account with link: http://www.facebook.com/note.php?note_id=172728509443529
Langganan:
Postingan (Atom)