Rabu, 30 Maret 2011

A Story of My Life Part 2a: God Calls me to serve Him

PILIHAN SULIT
Pengalaman mengenal Tuhan adalah hal yang luar biasa, karena pengalaman itu akan membawa dampak yang luar biasa. Tetapi Tuhan tidak hanya berhenti sampai disitu Dia punya sesuatu yang lebih besar, Firman Tuhan berkata apa yang tidak pernah kamu pikirkan, dan apa yang tidak pernah terlintas didalam pikiranmu itu yang akan Dia sediakan.

Well, didalam part 1 aku tidak menjelaskan apa yang membuat diriku sangat depresi selain kekecewaan terhadap orang tua, ada hal lain yang menjadi duri dalam daging ku yang mungkin sama dialami Paulus. Tuhan tidak mengangkatnya, karena Ia hendak mengajarkan tentang penyerahan. Di dalam setiap hidup manusia tentu ada duri dalam daginya masing-masing. Aku jadi teringat cerita Yakub bergumul dengan Manusia Ilahi. Semalam-malaman mereka bergumul dan Manusia Ilahi ini memukul pangkal paha Yakub. Pangkal paha melambangkan kekuatan tetapi juga menjadi kelemahan setiap orang.

Setelah pengalaman beribadah di GO Studio, aku mulai memantapkan diriku untuk mengikuti Tuhan. Aku mulai aktif mengikuti persekutuan pemuda remaja di GO Studio setiap Jumat walau dengan tentangan dari ayahku tercinta. Suatu ketika aku memutuskan untuk datang kepada pendeta yang melayani di GO Studio. Aku ingin didoakan dan konseling tentunya.

Sebagai anak yang besar dan tumbuh di lingkungan gereja Lutheran yaitu GKE Gereja Kalimantan Evangelis, aku sangat tidak terbiasa dengan ibadah bertepuk tangan, konseling apa lagi pelepasan. Well, ketika itu dengan mengayuh sepedaku yang berwarna biru, aku pergi ke GO Studio berharap bisa bertemu Pak Berthy. Ketika sampai disana ternyata Pak Berthy sangat sibuk melayani dan mendoakan orang lain.

Maka saat itu aku dilayani oleh Bue Boas (note Bue dalam bahasa Dayak artinya kakek). Memang orang nya udah aki2. Singkat kata aku mulai menceritakan sedikit tentang hidupku dan apa yang mengikatku. Bla..bla.. bla. Kemudian Bue ini mulai mendoakan ku.

Ketika dia berdoa, wait the minute, dia bicara bahasa apa. "laba..laba.. raba.. raba.". Saat itu aku tidak mengerti itu bahasa roh. Aku pikir bue ini berdoa menggunakan bahasa kampungya secara dia orang Minahasa. Well its was nothing special ketika dia mendoakan aku. Aku belum merasa puas setelah didoakan oleh Bue Boas ini. Kemudian aku mendatangi Bue lagi keesokan harinya dan aku ingin sesuatu yang lebih mengalami Tuhan. Saat itu Bue mulai membicarakan tentang baptisan dan jengg ini pasti mau membicarakan baptisan selam (secara saya anti banget yang namanya baptisan selam, karena telah terdoktrin hal itu sesat). Well, aku tetap mendengarkan penjelasan bue "bla..bla..bla.". Setelah dia menjelaskan hal itu aku menjawab "Ya nanti saya pikir-pikir dulu".

Sesampainya di rumah hal itu memang menjadi hal yang sangat terngiang di telinga ku, "Baptisan adalah tanda pertobatan". Well, saat itu aku teringat ketika aku berdiskusi dengan Restu (dulu waktu masih SMP aku sering banget main tempat Restu, kok setelah SMP malah jadi jarang yah, ampe sekarang juga. Hmmm, miss you Restu kecil, haha). Aku sangat mencela tentang baptisan selam.

Malam itu aku memutuskan untuk berdoa agar Tuhan menuntunku apa yang harus aku lakukan. Note: ini bukan untuk mengatakan baptisan mana yang sah dan tidak setiap orang memiliki pengalamannya masing-masing akan Tuhan so dont feel offended. Aku berdoa "Jika Tuhan telah membuatku bertobat dengan meletakkan alkitab dan membiarkan terbuka, maka aku minta Tuhan tujukan ayat di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa saya harus dibaptis lagi". Jeng.., jeng.., dan ayat yang terbuka saat itu di Markus 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

Tuhan memberi rhema di dalam hatiku, bahwa aku harus menjadi orang percaya dulu kemudian aku harus memberi diri dibabtis. Kalau tidak salah aku berdoa pada hari jumat atau sabtu. Dan tanpa pikir panjang lagi aku mengambil pilah sulit itu. Hari Senin kemudian, aku datang lagi dan menyatakan kesediaanku untuk dibabtis selam.Waktu itu kalu tidak salah aku bersama Jhoni, Hendri, dan satu orang lagi (Aku lupa yang salah satunya. Mereka semua temen SMP-ku. I miss them).

Yang dibabtis pada hari itu ada 2 orang. Saat itu kita naik mobil Pak Berthy untuk mencari sungai Yordan  (eitss kejauhan mas, di Pangaringan maksudnya) dan kita tiba di sungai di daerah Tangkiling (Tangkiling adalah nama sebuah perbukitan di Kota Palangkaraya). Well, ketika aku dibabtis, Pak Berthy memberikan nama baru buatku. Entah itu dia mendapatkan ilham dari Roh Kudus atau tidak, aku tidak tahu. Saat itu namaku menjadi YOHANES. (So guys, this thing you may not know. You can call me Yohanes Cakra Wirawan Ganteng Baik Hati Jujur dan Tidak Sombong. LOL).


PENGALAMAN PERTAMA MELAYANI


Setelah memutuskan untuk dibabtis, setiap ada waktu kami dan teman2 menyempatkan waktu untuk bersekutu dan mendiskusikan FT (Biasanya seh tiap Jumat. I do miss that moment.). Suatu ketika aku saat itu mengajak temanku untuk didoakan pelepasan. Namanya Novrida. Tuhan kemudian melepaskan temanku ini sampai dia muntah-muntah ketika didoakan karena manifestasi roh jahat. Setelah dia dilepaskan, Tuhan berkemurahan memenuhi dia dengan Roh Kudus dan Novrida mendapatkan karunia berbahasa lidah.

Well, saat itu aku juga pengen dapet hal itu. Aku berdoa agar Tuhan memberikan untuk ku juga. Masak temenku baru aja bertobat udah Tuhan kasih, kok aku nggak seh (hehe maklum masih anak kecil secara masih 13 tahun). Tapi Tuhan tidak mengaruniakannya bagiku.

Seminggu setelah kejadian itu, tiba-tiba teman ku si Novrida ini datang dan cerita tentang neneknya yang masih beragama kaharingan (weitt Kaharingan apaan tuh? Okeh Kaharingan adalah agama asli Suku Dayak jauh sebelum masuknya Agama Hindu ke Indonesia). Ia pengen minta didoakan. Ya, dengan poloslah aku berkata "Ayo bawa aja ke GO biar didoain".

Novrida jawab "Nggal bisa!".

"Hhmm, ya klo begitu ajak aja Pak Berthy ke rumahmu untuk mendoakan."
Dia menjawab "Nggak bisa juga". (Lah maksude mbak iki pie?? hehe..).

Tiba dia berkata, "Kamu yang mendoakan!!!" (Jeder..jeder! Kilat menyambar disana sini.. Haha lebayy..).

Saat itu aku bilang ama Novrida, "Waitt saya ga pernah doain orang. Doa di depan orang aja masih ketar ketir (hehe). Apa lagi ini mendoakan nenek-nenek yang sakit dan beragama kaharingan pula (Haduh..! Haduh! Becanda ini Novrida).

Saat itu aku tidak memahami bahwa itu panggilan pertama Tuhan untuk ku melayani Dia. Akhirnya aku bilang sama Novrida "Oke, kita diskusi dulu sama Pak Berthy".

Keesokannya aku dan Novrida datang ke GO dan menceritakan semuanya. Bla..bla..bla.., dan anehnya juga Pak Berthy mengijikan kami untuk melayani nenek Novrida ini. Tapi aku sempat berkelit "Tapi kan saya 'lom punya karunia Pak, yang dapat karunia duluan kan si Novrida!" sambil memandang sinis ke Novrida (haha lebay).

Pak Berthy kemudian menyuruh kami untuk berpuasa, tunggu dulu Puasa?? Secara saya tidak pernah berpuasa atau tau tentang puasa. Pak Berthy menyuruh kami berpuasa setelah makan malam sampai keesokan harinya jam 3 sore. Dan aku terima panggilan itu. Lalu Pak Berthy mendoakan kami.

Ada yang menarik ketika aku berpuasa. Aku pikir waktu puasa itu kita nggal boleh menelan ludah. Jadi hari itu menderita banget. Setiap mau menelan ludah aku tahan dan aku meludah ke luar. Malam sebelum aku pergi melayani aku berdoa kepada Tuhan, apa yang harus aku sampaikan kepada nenek ini. Kemudian Tuhan memberikan ayat di kitab Yehezkiel tapi aku lupa tepatnya di mana. Tuhan juga memberi rhema agar semua hal2 yang mengikat harus dilepaskan.

Tibalah hari yang dinanti saat hari Sabtu pagi (seingatku saat itu liburan sekolah) aku pergi kerumah Novrida ini dengan berjalan kaki lumayan jauh. Tentu hagenjeh (gemetaran) saya. Karena aku akan mendoakan org yang lebih tua. Sampailah di rumah Novrida ini, "Novrida..! Novrida..!" aku pangil dia.

"Ayu Cak palus! (ayo Cak masuk). Jeng.., jeng, ketika masuk aku lihat di atas rumah Novrida digantung sebuah ancak (semacam sesaji di dalam kepercayaan Kaharingan). Makin deh menjadi-jadi keringat dinginnya. Well, aku dikuatkan oleh perkataan FT yg diberikan Pak Berthy "Di mana kakimu dipijak disitu Kerajaan Allah ditegakan, dimana kakimu dipijak disitu kerajaan Iblis diruntuhkan". So sebelum mulai melayani nenek ini, aku dan Novrida memulainya dengan berdoa.

Nenek ini sudah sangat tua (Ya iyalah Cak! Namanya juga nenek. Hehhe, loe kira masih ABG!). Aku mulai menyampaikan FT (FYI, itulah pengalaman pertamaku berkhotbah). Bla..bla..bla.., aku yakin nenek ini pasti berkata dalam hatinya "Narai kuam nah su" (Artinya : Ngomong apa kamu cu). Singkat cerita, setelah kasih FT aku menantang nenek ini untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi, dan nenek ini mengiyakannya. Aku tuntun nenek ini berdoa, dan bukan hanya nenek Novrida, tetapi juga kakak Novrida.

Kemudian aku mulai mendoakan nenek ini dan mengusir setan. Ketika aku berdoa dan mulai menumpangkan tangan atas nenek dan kakak Novrida, entah kenapa rasanya ada aliran listrik mengalir dari tanganku (kayak X-Men aja loe Cak ahha). Tiba2 gubrak! Kakak Novrida tumbang dan kami mengusir setan saat itu. Mereka pun dilepaskan.

Aku teringat akan FT Markus 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,

Wow exited banget, dan kami mengucap syukur Tuhan mau memakai kami. Sempat seh jadi Gede kepala, (haha ternyata setan takut sekarang ama ane haha joke). Tapi dengan cepat Tuhan mengingatkan suatu ayat buat aku dan Novrida di Lukas:

10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga 
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."

10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.

10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.

10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Well, setelah pengalaman itu aku mulai memberanikan diriku untuk ikut pelayanan, terutama pelayanan pelepasan. Untuk part 2b aku akan melanjutkan kisah ku tentang Revival In my School dan tantangan terbesar didalam hidupku. Semoga menjadi berkat!




Copyright Cakra Wirawan
Wrote in Texas, USA
Published 1st in FB account with link:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=173008509415529 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar